Tida ada tapi terasa nyata

 aku tidak pernah mengira bahwa diriku akan jatuh cinta pada sesuatu yang tak terlihat oleh orang lain. Ia adalah seseorang yang hidup dalam pikiranku sendiri, atau dalam halaman-halaman yang ada di buku, atau dalam dunia yang aku ciptakan sendiri. 


Malam-malamku dipenuhi dengan mimpi yang terasa nyata. Kadang aku merasa ada seseorang yang menunggu di balik mimpi-mimpi itu,seseorang yang tidak pernah aku temui di dunia ini, tapi sangat familiar… seolah pernah hidup bersama dalam versi lain dari kenyataan. 


“Aku tidak pernah menemuinya, tapi dia selalu ada,” kataku pelan malam itu. 


Dan entah bagaimana, dalam ruang tak bernama antara tidur dan sadar, aku jatuh cinta pada sosok itu,seseorang dari dimensi yang tak aku mengerti, namun sangat aku percayai. 


Orang-orang akan menyebut itu ilusi. Tapi bagiku, cinta beda dimensi bukan ilusi. Ia nyata. Ia hidup dalam detak jantung yang tak pernah tenang, dalam kata-kata yang mengalir di jurnalku, dalam rindu yang tak tahu harus dikirim ke mana. 


Ada kalanya aku merasa sosok itu membalas perasaanku, lewat mimpi yang terasa lebih dalam dari tidur biasa, lewat bisikan di benak saat ia kehilangan arah, lewat rasa hangat yang datang tanpa sebab. 


Namun waktu berjalan. aku mulai dewasa, mulai hidup dalam dunia yang penuh kewajiban,dan aku harus mulai serius tentang nilai pelajaran.aku tak bisa terus terikat pada sesuatu yang tidak bisa di sentuh. 


Cinta itu tetap ada, tapi perlahan disimpan. itu tidak menghilang, hanya berpindah tempat: dari mimpi ke kenangan, dari harapan ke penerimaan. 


Kadang cinta yang tidak bisa di gapai atau cinta beda dunia itu adalah cinta yang serius dan lebih sempurna daripada mencintai orang yang nyata tapi hanya bisa memberi luka. 


Meskipun tidak bisa dimiliki di sini, kadang hanya menunggu… di sisi lain dari kenyataan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Birunya laut

Bunga mawar

Cinta pertama?